Rest in Reason, Move in Passion

Julian Akbar Renaldi - Pada era industri 4.0 ini kemajuan teknologi semakin pesat, khususnya bidang kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan sangat membantu manusia dalam menjalankan kegiatan sehari - hari. Perusahaan transportasi juga tidak ketinggalan dalam memanfaatkan kecerdasan buatan pada produk mereka. Mobil di era sekarang sudah ada yang dilengkapi dengan sistem mengemudi otomatis. Dengan adanya sistem ini diharapkan bisa membantu manusia dalam berkendara dan menekan angka kecelakaan yang disebabkan oleh human error . Bukan berarti dengan adanya sistem ini keselamatan pengemudi dan pengguna jalan lain dapat dijamin. Karena mobil otonom milik Uber pernah menabrak seorang pejalan kaki yang disebabkan oleh kecacatan software sistem[1]. Bagaimana sistem otonom mobil bekerja ? Sitem mengemudi otomatis pada mobil bekerja dengan a sejumlah sensor adanya bantuan sensor dan alat pada mobil. Berikut blok diagram sistem otonom pada mobil, Alur dari sistem mobil otonom dibagi 4,

Memproduksi scene 3D secara otomatis dan hanya bermodalkan gambar 2D. Julian Akbar Renaldi – Mahasiswa Teknologi Game Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Surabaya – Scene atau ruangan 3D pada saat ini hanya bisa diproduksi secara manual melalui modelling di software 3D. Tentu hal ini membutuhkan waktu yang tidak singkat dan skill yang mumpuni untuk bisa membuat asset model 3D. Oleh karena itu dengan adanya Generative Query Network ( GQN ) waktu development asset 3D pada game dapat dipercepat hanya dengan mengandalkan gambar 2D. Melalui data ini, GQN akan memproses scene 3D secara otomatis. GQN adalahjaringan saraf / nerural network yang dapat mengajarkan dirinya sendiri untuk 'membayangkan' sebuah scene dari sudut pandang yang berbeda, berdasarkan hanya satu gambar. Manusia menggunakan jenis inferensi visual dan spasial, yang disebut penalaran relasional, sepanjang waktu, dari menebak berapa banyak cerita yang dimiliki gedung pencakar langit atau mengumpulkan